Misteri Puncak Kampung Pitu
06 November 2019 10:14:55 WIB
(nglanggeran-patuk.desa.id) Berdasarkan sejarah yang dipercaya masyarakat, penemuan keris sakti oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta menjadi awal adanya Kampung Pitu.
Hingga saat ini, masyarakat yang tinggal di Kampung Pitu percaya bahwa desa mereka awalnya ditemukan oleh seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta. Dulu, saat Puncak Gunung Nglanggeran, tempat di mana Kampung Pitu berada dan belum dihuni oleh satu orang pun, seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta pergi ke sana dan menemukan sebuah pohon yang sangat langka bernama pohon Kinah Gadung Wulung. Di dalam pohon tersebut, ia menemukan sebuah keris yang memiliki kesaktian tinggi. Abdi dalem itu mengatakan bahwa siapapun yang berhasil menjaga keris pusaka itu dan membersihkan daerah di sekitarnya akan mendapat imbalan berupa tanah untuk anak keturunannya. Konon, hanya keturunan yang berhasil melaksanakan perintah abdi dalem yang mampu bertahan di Kampung Pitu.
Banyak orang sakti yang ingin tinggal di Kampung Pitu.
Kekuatan magis yang dipercaya diam di Kampung Pitu membuat banyak orang ‘sakti’ ingin tinggal di sana agar mereka dapat mengukur seberapa kuat mereka. Namun, tetap saja hanya ‘orang-orang pilihan alam’ yang dapat bertahan hingga saat ini di Kampung Pitu.
Selalu banyak cobaan bagi warga yang berkediaman di sana sehingga yang tertinggal hanya tujuh kepala keluarga
Sesuai namanya, “Pitu”, kampung ini hanya terdiri dari tujuh kepala keluarga. Sebagian warga Kampung Pitu percaya ada kekuatan magis yang membuat Kampung Pitu hanya dapat dihuni oleh tujuh kepala keluarga. Setiap kali ada keluarga lain yang masuk, kampung tersebut selalu mengalami musibah, misalnya sakit, bahkan meninggal dunia. Oleh sebab itu, selalu ada alasan yang membuat Kampung Pitu hanya dihuni oleh tujuh keluarga, seolah ada yang mengatur untuk tetap seperti itu.
“Siapapun bisa tinggal di sini, tapi ya adu kuat-kuatan,” kata Sugito, salah satu warga Kampung Pitu.
Semua rumah di Kampung Pitu pada awalnya berbentuk limasan, berdinding kayu dengan lantai tanah,tapi saat ini sudah banyak yang di rubah, menurut kemajuan jaman. Hal lain yang membuat bangunan di Kampung Pitu tidak mengalami perkembangan setara dengan desa-desa lain di Gunung Kidul adalah karena kesulitan ekonomi yang menghambat mereka mendapatkan bahan bangunan baru sekali pun jika mereka bisa pergi ke kota.Akses ke Kampung Pitu sangat sulit jika dibanding dengan desa-desa lain di Gunung Kidul.
Meskipun memiliki sejarah dan cerita yang unik, dan view pemandangan yang sangat memukau,namun karena akses jalan yang terbilang masih cukup susah, apa lagi di musim penghujan,maka wisatawan yang datang ke sini terbilang masih sepi. Semoga dari dinas terkait bisa segera membangun akses jalan yang bagus untuk mendongkrak pariwisata yang masih terpendam ini. (sdd)
Formulir Penulisan Komentar
Kunjungan Destinasi Wisata
Gunung Api Purba
Hari ini | |
Kemarin | |
Minggu ini | |
Bulan ini | |
TOTAL(Tahun Ini) |
Embung
Hari ini | |
Kemarin | |
Minggu ini | |
Bulan ini | |
TOTAL(Tahun Ini) |
Statistik Pengunjung
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah pengunjung |
- Pembinaan Satlinmas Kalurahan Nglanggeran
- Pengajian Instansi se Kapanewon Patuk
- Pengambilan Sumpah/Janji Staf Kalurahan Nglanggeran
- Monitoring Dan Evaluasi APBKal Dari Kapanewon Patuk
- APEL KERJA PAMONG KALURAHAN NGLANGGERAN
- Kegiatan Posyandu Nyawiji Padukuhan Doga
- APEL KERJA PAMONG KALURAHAN NGLANGGERAN